Jumat, 20 Mei 2011

Teknologi ATM Bersama

Dunia perbankan adalah dunia yang sangat rumit. Teknologi yang dimanfaatkan dalam dunia perbankan pun sangat banyak. Salah satu fenomena perbankan adalah ATM Bersama, yang memungkinkan nasabah berbagai bank berbeda untuk melakukan transaksi di ATM milik bank lain menggunakan ATM Bersama. Bank BRI misalnya, jika sebelumnya hanya bisa melayani dengan 682 ATM kini bisa menjangkau pelanggan dengan 6.500 terminal ATM di seluruh Indonesia. ATM Bersama yang dikelola Artajasa ini, kini telah memberikan berbagai kemudahan bagi bank penggunanya

Teknologi ATM Bersama sudah ada sejak tahun 1989, namun baru benar-benar berkembang sejak krisis moneter di tahun 1997. Awalnya bank-bank enggan bergabung karena mereka merasa sanggup menyediakan ATM sendiri yang saat itu hanya seharga USS 15.000. Namun, ketika terjadi krisis ekonomi dollar melonjak dan bank merasa berat untuk membeli ATM baru sehingga akhirnya banyak yang memanfaatkan ATM bersama ini. Secara tidak langsung, ATM bersama ini justru mendapat untung besar dari adanya krisis moneter.

Teknologi Informasi (IT) berperan besar pada teknologi ATM Bersama. Salah satu peran IT adalah dalam hal enkripsi atau pengamanan data. Data transaksi dari ATM dienkripsi dengan metode Single Desk di mesin ATM langsung kemudian dikirimkan. Setelah diterima data ini akan di-dekripsi dan diolah lagi.

Teknologi ATM Bersama bisa dibilang sangat rumit, sebab penyedia layanan harus mengurus transaksi antara 54 bank pengguna ATM Bersama. Salah satu aktivitas yang harus dilakukan adalah kliring, yaitu menarik dana dari suatu bank yang nasabahnya melakukan transaksi dari ATM bank lain. Untuk mengurusi komunikasi antar ATM berbagai bank, pihak Artajasa menggunakan standar ISO 8583. Tantangan menjadi lebih besar karena ATM Bersama ini harus bisa melayani selama 24 jam sehari dan dengan jamiman kemanan yang tinggi.

Selain untuk ATM Bersama, teknologi informasi juga dipakai dalam pengolahan data. Peranan IT sangat penting dalam perbankan dan perekonomian. Biaya informasi dan pertukaran barang masih mahal. Ini menunjukkan belum majunya bangsa kita sebab di negara maju biaya relatif kecil, diharapkan dengan teknologi informasi pertukaran informasi barang dan jasa bisa lebih mudah dan murah.

Salah satu teknologi yang sekarang sedang dikembangkan untuk membantu transaksi adalah kartu frekuensi radio, yang bisa digunakan dalam pembayaran tol. Dengan kartu ini rekening bank pengguna bisa langsung didebet bila pengguna lewat gerbang tol tanpa perlu antri. Hal ini bisa mengurangi antrian dan kemacetan di jalan tol.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar