Kisah Cinta Pertama Gue
Sudah sering gue menceritakan kehidupan gue yang penuh warna-warni. Tapi kali ini gue pengin bercerita tentang kisah cinta pertama gue. Yup, sebagaimana yang kalian ketahui, gue bukanlah sosok pria romantis pujaan semua wanita. Tapi dengan sedikit pesona dari daya tarik yang gue punya, tak ada kata "Tidak" buat para wanita untuk menerima pinanganku. Bukanlah hal yang berlebihan bila kukatakan demikian, tunggu dulu... kalian jangan berprasangka yang bukan-bukan tentang gue. Sungguh, gue bukanlah tipe cowok yang suka mempermainkan perasaan orang, itu bukan prinsip gue, karna gue tuh orangnya terlalu baik. Contoh kebaikan gue: gue suka ngomongin ketololan orang di belakang, karena gak tega mereka terluka kalo gue omongin di depan. Makanya gue kepengin kalian semua kayak gue, betapa mulianya hati gue. He.. he.. becanda... Oke kembali ke topik utama, yaitu cinta pertama gue.
Mungkin ada yang tidak sependapat denganku, tapi kuakui cinta pertamaku (orang lain setelah kedua orang tua) adalah suatu kenangan yang terlalu manis tuk dilupakan. Konsep 'tebar pesona' yang gue lakukan kala itu bukanlah pamer kekayaan dan ketampanan, ya iyalah... secara kedua hal itu gak gue punya. Kalo sekedar ganteng sih iya... ha.. ha.. Sebenarnya kegantengan maupun kecantikan itu merupakan hal yang relatif, dan kalo kamu jelek... Sori, itu merupakan sesuatu yang mutlak. Konsep tebar pesona gue yaitu terlihat berbeda dari cowok lain dan sedikit gila rada nekat dan bisa menyampaikan informasi baru yang belum ada sebelumnya, misalnya lu bilang gini ke dia "eh tau gak, kalo sebenarnya sabun batangan tuh bisa dimakan?" (sebenarnya semua jenis sabun, baik colek, serbuk, batang, maupun cair bisa dimakan, tergantung lu berani apa enggak terima resikonya). Agak susah sih ngejelasinnya, tapi gue kasih gambaran nih... Dalam memuji, jangan mengatakan dengan kalimat standar seperti "Kamu cantik banget" itu dah basi. Cari kalimat yang lain yang bisa membangkitkan rasa penasarannya, misalnya "Gue suka liat caramu ngupil, anggun banget... mengagumkan". *Bravo! Andante!*
Menurut penerawangan gue, biasanya cowok tertarik sama cewek karena kecantikannya, tapi cewek tertarik sama cowok karna sikap yang ditunjukkan oleh si cowok. Misalnya kebaikan hati, pengertian, bisa melindungi de..el..el.. itu sudah kodratnya. Memang sih ada juga cewek yang matre, tapi itu murni karena kebutuhan ekonominya (realistislah…), bukan kebutuhan psikologisnya sebagai seorang wanita. . Celah inilah yang bisa gue manfaatkan, dengan memberikan perhatian, pujian, maupun gombalan. Mungkin lu pernah berpikir "Apa sih maunya cewek itu?", percayalah... cewek tuh sebenarnya gak tau apa yang mereka inginkan. Lu gak perlu mencari tau, lu itu cukup dengan memberinya sesuatu yang berkilau aja dah bisa bikin dia senang, misalnya senter atau mini petromaks.
Ah... cerita gue jadi ngelantur kemana-mana deh, langsung aja kita bahas tentang cinta pertama gue. Tapi sebelumnya, ada satu hal yang perlu kalian ketahui... perasaan cewek itu tak sekokoh yang terlihat dari luar. Perasaan cewek itu begitu lembut dan mudah luruh. Agak sotoy ya gue? ah biarlah... Nih kukasih perumpamaan gratis, tapi lain kali bayar ya... "Anggap saja lu itu lumpur baginya, seberapa kalipun lu melemparkan lumpur dari tanganmu, lu nggak bakal bisa meruntuhkan dinding pendiriannya yang kokoh kayak tembok penjara. Tapi setidaknya sisa-sisa lumpur yang lu lempar, akan membekas selamanya ditembok itu, membekas dan memberi ruang tersendiri dihatinya".
Tuh kan… jadi ngelantur lagi, ya udah basa-basinya cukup sekian dulu, langsung aja gue mulai. Waktu gue baru mengenalnya, gue merasakan perbedaan level yang sangat terlalu jauh. Untuk berjumpa dengannya aja udah menjadi hal yang sangat istimewa buatku, apalagi bisa berkenalan. Bayangin aja… jangankan untuk berjabat tangan, debu yang menempel di ujung sepatunya aja masih belum layak buat gue sentuh. Jejak sepatu yang ditinggalkannya di lumpur pun bahkan masih lebih mulia dibanding jiwa ragaku. Tapi gue percaya dengan peluang yang gue miliki. Kalau orang suka sama suka kemudian jatuh cinta karena keduanya sama-sama ganteng dan cantik, itu udah lumrah. Cinta yang nggak lumrah tuh kalo kata orang Manado ada tiga:
1) "Witing tresno jalaran soko kulino" (tumbuhnya cinta disebabkan dari terbiasa)
2) "Witing tresno jalaran soko kepekso" (tumbuhnya cinta disebabkan dari keterpaksaan)
3) "Witing tresno jalaran gak ono sing liyo" (tumbuhnya cinta disebabkan tak ada yang lain)
Tiap baru mau bercerita kok gue jadi suka ngelantur kemana-mana ya… sebenernya gue mau bercerita tentang kalimat yang gue pake buat merayunya. Tapi berhubung waktu yang tidak memungkinkan, ya sudah kucukupkan dulu sampai sekian, terima kasih. Bersambung...
Menurut penerawangan gue, biasanya cowok tertarik sama cewek karena kecantikannya, tapi cewek tertarik sama cowok karna sikap yang ditunjukkan oleh si cowok. Misalnya kebaikan hati, pengertian, bisa melindungi de..el..el.. itu sudah kodratnya. Memang sih ada juga cewek yang matre, tapi itu murni karena kebutuhan ekonominya (realistislah…), bukan kebutuhan psikologisnya sebagai seorang wanita. . Celah inilah yang bisa gue manfaatkan, dengan memberikan perhatian, pujian, maupun gombalan. Mungkin lu pernah berpikir "Apa sih maunya cewek itu?", percayalah... cewek tuh sebenarnya gak tau apa yang mereka inginkan. Lu gak perlu mencari tau, lu itu cukup dengan memberinya sesuatu yang berkilau aja dah bisa bikin dia senang, misalnya senter atau mini petromaks.
Ah... cerita gue jadi ngelantur kemana-mana deh, langsung aja kita bahas tentang cinta pertama gue. Tapi sebelumnya, ada satu hal yang perlu kalian ketahui... perasaan cewek itu tak sekokoh yang terlihat dari luar. Perasaan cewek itu begitu lembut dan mudah luruh. Agak sotoy ya gue? ah biarlah... Nih kukasih perumpamaan gratis, tapi lain kali bayar ya... "Anggap saja lu itu lumpur baginya, seberapa kalipun lu melemparkan lumpur dari tanganmu, lu nggak bakal bisa meruntuhkan dinding pendiriannya yang kokoh kayak tembok penjara. Tapi setidaknya sisa-sisa lumpur yang lu lempar, akan membekas selamanya ditembok itu, membekas dan memberi ruang tersendiri dihatinya".
Tuh kan… jadi ngelantur lagi, ya udah basa-basinya cukup sekian dulu, langsung aja gue mulai. Waktu gue baru mengenalnya, gue merasakan perbedaan level yang sangat terlalu jauh. Untuk berjumpa dengannya aja udah menjadi hal yang sangat istimewa buatku, apalagi bisa berkenalan. Bayangin aja… jangankan untuk berjabat tangan, debu yang menempel di ujung sepatunya aja masih belum layak buat gue sentuh. Jejak sepatu yang ditinggalkannya di lumpur pun bahkan masih lebih mulia dibanding jiwa ragaku. Tapi gue percaya dengan peluang yang gue miliki. Kalau orang suka sama suka kemudian jatuh cinta karena keduanya sama-sama ganteng dan cantik, itu udah lumrah. Cinta yang nggak lumrah tuh kalo kata orang Manado ada tiga:
1) "Witing tresno jalaran soko kulino" (tumbuhnya cinta disebabkan dari terbiasa)
2) "Witing tresno jalaran soko kepekso" (tumbuhnya cinta disebabkan dari keterpaksaan)
3) "Witing tresno jalaran gak ono sing liyo" (tumbuhnya cinta disebabkan tak ada yang lain)
Tiap baru mau bercerita kok gue jadi suka ngelantur kemana-mana ya… sebenernya gue mau bercerita tentang kalimat yang gue pake buat merayunya. Tapi berhubung waktu yang tidak memungkinkan, ya sudah kucukupkan dulu sampai sekian, terima kasih. Bersambung...
0 Response to "Kisah Cinta Pertama Gue"
Posting Komentar